BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Genetika
adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat pada makhluk hidup. Ilmu genetika
ini sangat menarik, karena di samping orang ingin mengetahui segala ihwal
mengenai keturunan, orang ingin mengetahui pula rahasia dirinya sendiri.
Genetika
adalah bidang sains yang mempelajari pewarisansifatdan variasiyang
diwariskan.Teori pewarisan sifat ataubiasa disebut hukum heraditas
pertamakalidicetuskanoleh Gregor JohannMendel. Ia berpendapat bahwa sifat –
sifat dapat ditunkan dari generasikegenerasi melalui faktor penentu.Mendel
menemukan prinsip dasar tentang pewarisan sifat dengan cara membiakan ercis
kebun dalam percobaan yang dirancang secara hati –hati.Mendel mengembangkan
teori pewarisan sifatnya beberapa dasawarsa sebelum kromosom terlihat dengan
mikroskop dan nilai penting kromosom dipahami,Sejak itu teori Mendel
belum diakui dan baru diakui saat ia sudah meninggal seiring dengan
perkembangan jaman.
Seperti
yang kita ketahui, bapak genetika adalah Gregor Mendel yang berkat jasanya
diketahui beberapa hukum pewarisan sifat yang dikenal dengan Hukum Mendel.
Dalam hukum-hukum Mendel, telah diketahui beberapa rumusan untuk mengetahui
sifat-sifat keturunannya. Namun ternyata, hukum Mendel ini tidak selalu menjadi
patokan utama dalam hukum pewarisan sifat. Sebab terdapat pewarisan sifat yang
sifat keturunannya mengalami penyimpangan dari hukum Mendel dalam rumusan
fenotipe. Penyimpangan ini terjadi dalam pewarisan gen letal. Gen letal inilah
yang akan kelompok kami bahas dalam makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah
ini yaitu:
1.
Apa pengertian
dari gen letal?
2.
Apa saja
macam-macam dari gen letal?
3.
Bagaimana cara mendeteksi dan mengeliminir gen-gen
letal.
C.
Tujuan
Adapun tujuan
dalam makalah ini yaitu:
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari gen letal.
2.
Untuk
mengetahui macam-macam dari gen letal.
3.
Untuk mngetahui
cara mendeteksi dan mengeliminir gen-gen letal.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Gen
Letal
Gen
letal (gen kematian) adalah gen yang dalam keadaan homozigotik atau homozigot
menyebabkan matinya individu yang memilikinya. Berhubungan dengan itu hadirnya
gen letal pada suatu individu menyebabkan perbandingan fenotip dalam keturunan
menyimpang dari hukum Mendel.
Namun
ada batas penyimpangannya dari keadaan normal dimana suatu makhluk hidup tidak
mampu hidup. Kematian dari makhluk hidup dapat terjadi pada tingkat
perkembangan apapun mulai dari segera setelah pembuahan, selama proses
embrionik, saat kelahiran atau setelah kelahiran.
Kematian
dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti luka, penyakit, kekurangan gizi, dan
radiasi yang membahayakan seperti sinar X dan sinar Gamma. Dapat dikatakan
semua penyebab kematian ini sebagai letal effect. Satu diantara demikian banyak
penyebab kematian adalah perubahan gen yang tidak sesuai. Gen-gen ini dikenal
sebagai gen-gen letal. Terdapat gen-gen lain yang disebut semiletal atau
subletal, menyebabkan kematian muda setelah lahir atau sewaktu-waktu dalam masa
kehidupannya. Ada juga gen lain yang tidak menyebabkan kematian namun jelas
sekali dapat menurunkan daya hidup atau ketegaran. Gen-gen ini disebut sebagai
gen-gen nonletal atau detrimental.
B.
Macam-Macam Gen
Letal
Gen letal
dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1.
Gen Letal
Dominan
Gen letal dominan menyebabkan kematian
pada keadaan homozigot dominan. Pada keadaan heterozigot biasanya penderita
hanya mengalami kelainan.Beberapa contoh dapat dikemukakan disini:
a.
Pada ayam dikenal gen dominan C yang bila homozigotik
akan bersifat letal dan menyebabkan kematian. Alelnya resesip c mengatur
pertumbuhan tulang normal. Ayam heterozigot Cc dapat hidup, tetapi
memperlihatkan cacat, yaitu memiliki kaki pendek. Ayam demikian disebut ayam redep (dalam bahasa inggris di sebut Creeper).
♀ Cc x
♂ Cc
redep
redep
♀
♂
|
C
|
c
|
C
|
CC
Letal(mati)
|
Cc
Redep
|
c
|
Cc
Redep
|
cc
normal
|
b.
pada manusia
dikenal Brakhifalangi, ialah keadaan
bahwa orang berjari pendek, disebabkan karena tulang-tulang jari pendek dan
tumbuh menjadi satu. Cacat ini disebabkan oleh Gen dominan B dan merupakan
cacat keturunan. Penderita Brakfalangi adalah
heterozigot Bb, sedang orang berjari normal adalah Homozigot bb. Jika gen
dominan homozigotik (BB) akan memperlihatkan sikap letal. Jika ada dua orang Brakhifalangi kawin, maka anak-anaknya
kemungkinan memperlihatkan perbandingan 2 Brakhifalangi
: 1 normal.
Adapun
persilangannya dapat dilihat sebagai berikut :
♀ Bb x ♂ Bb
Brakhifalangi Brakhifalangi
♀
♂
|
B
|
b
|
B
|
BB
Letal(mati)
|
Bb
Brakhifalangi
|
b
|
Bb
Brakhifalangi
|
bb
normal
|
2.
Gen Letal
Resesif
Gen resesip letal ialah gen resesip yang bila
homozigotik akan menyebabkan matinya individu. Adapun
contohnya sebagai berikut:
a.
Pada
jagung (Zea
mays) dikenal gen
dominan G yang bila homozigotik menyebabkan tanaman dapat membentuk klorofil
(zat hijau daun) secara normal, sehingga daun berwarna hijau benar. Alelnya
resesif b bila homozigotik (gg) akan memperlihatkan pengaruhnya letal, sebab
klorofil tidak akan terbentuk sama sekali pada daun lembaga, sehingga kecambah
akan segera mati (daunnya putih).
Tanaman heterozigot Gg akan mempunyai daun
hijau kekuningan, tetapi daun hudup terus sampai menghasilkan buah dan biji,
jadi tergolong normal. Jika dua tanaman yang daunnya hijau di kawinkan, maka
keturunannya akan menghasailkan
perbandingan 1 berdaun hiaju normal : 2 berdaun hijau kekuningan. Akan tetapi
bagaiman pun juga keturunannya akan normal semua.
♀ Gg x
♂ Gg
normal normal
♀
♂
|
G
|
g
|
G
|
GG
normal
|
Gg
normal
|
g
|
Gg
normal
|
gg
letal (mati)
|
b. Pada manusia dikenal gen letal resesif I
yang bila homozigotik akan memperlihatkan pengaruhnya letal, yaitu timbulnya
penyakit Ichtyosis congenital. Ichtyosis
congenital, yaitu suatu penyakit bawaan pada manusia, yang
letal. Bayi lahir dengan kulit tebal dan banyak luka berupa sobekan terutama di
tempat-tempat lekukan, sehingga bayi biasanya meninggal dunia di dalam
kandungan atau waktu lahir.
Jadi penyakit ini bersifat letal dan timbul
bila individu homozigotik resesip ii. Alelnya dominan I menentukan bayi normal.
♀ Ii x ♂ Ii
normal normal
♀
♂
|
I
|
i
|
I
|
II
normal
|
Ii
normal
|
i
|
Ii
mormal
|
ii
letal (mati)
|
C.
Mendeteksi
dan Mengeliminir Gen-gen Letal
Gen letal dominan dalam keadaan heterozigotik akan
memperlihatkan cacat, tetapi gen letal resesip tidak demikian halnya.
Berhubungan dengan itu lebih mudah kiranya untuk mendeteksi hadirnya gen letal
dominan pada suatu individu daripada gen resesip.
Gen-gen letal dapat dihilangkan (dieliminir) dengan
jalan mengadakan perkawinan ulang kali pada individu yang menderita cacat
akibat adanya gen letal. Tentu saja hal ini lebih mudah dapat dilakukan pada
hewan dan tumbuh-tumbuhan, tetapi tidak pada manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makala ini yaitu:
1. Gen letal (gen kematian) adalah gen yang dalam keadaan homozigotik
atau homozigot menyebabkan matinya individu yang memilikinya. Berhubungan
dengan itu hadirnya gen letal pada suatu individu menyebabkan perbandingan
fenotip dalam keturunan menyimpang dari hukum Mendel.
2. Gen letal di bedakan menjadi dua yaitu gen
letal dominan dan gen letal resesif.
3. Gen-gen
letal dapat dihilangkan (dieliminir) dengan jalan mengadakan perkawinan ulang
kali pada individu yang menderita cacat akibat adanya gen letal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar