Rabu, 23 November 2016

kompetisi intraspesifik pada drosophila sp



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar belakang
Kompetisi adalah interaksi antar inndividu yang muncul akibat kebutuhan sumber daya yang bersifat terbatas sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing. Secara teoritis, apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies maka akan interaksi diantara keduanya (Kastono, 2005).
Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi, spesies yang berdekatan atau yang serupa (azas pengecualian kompetitif). kompetisi dalam komunitas terdiri atas dua yaitu kompetisi sumber daya (resources competition/exploitative competition) yaitumemanfaatkan secara bersama-sama yang terbatas. kompetisi inferhensif (inference competition/contest competition) yaitu usaha pencarian sumber daya yang dapat mengakibatkan kerugian pada individu lain (Noughton, 1990).
Drosophyla melanogaster (lalat buah) adalah serangga bersayap yang masuk dalam ordo Diptera (bangsa lalat). Spesies ini dikenal dalam pustaka-pustaka biologi ekspremental dan model yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika, fisiologi dan evolusi sejarah kehidupan. Hal ini karena sangat mudah berkembang biak (2 minggu siklus kehidupan)dan memiliki variasi fenotip yang relative mudah diamati.
Drosophyla melanogaster dipilih sebagai objek dalam penelitian Thomas Hunt. Lalat ini termasuk lalat yang suka mengerumuni buah masak. Lalat buah banyak digunakan dalam penelitian karena mudah didapatkan, mudah dipelihara, dan tidak memerlukan tempat yang luas serta memiliki siklus hidup yang pendek yaitu 14 hari (Borror, 1992).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Kompetisi Intraspesifik yaitu Mempelajari kompetisi secara langsung dengan analisis pengaruh kerapatan populasi pada lalat buah(Drosophyla sp).
















BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Drosophyla melanogaster ini berlangsung pada hari Jumat  tanggal 4 November 2016, pada jam 08.00 WITA. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium MIPA Institut Agama Islam Negeri Kendari.
2.2 Alat dan Bahan
      Alat-alat yang digunakan dalam praktikum tentang Drosophyla melanogaster adalah botol selai, kompor,wajan, timbangan dan blender.Bahan yang digunakan pada praktikum Drosophyla melanogaster adalah lalat buah, pisang raja, gula merah dan air.
2.3 Prosedur kerja
      Adapun prosedur kerja di dalam praktikum kompetisi intraspesifik adalah:
a.  Cara pembuatan medium
1.  Mengupas pisang raja
2.  Menghancurkan pisang menggunakan blender dengan menambahkan air secukupnya.
3.  Menghancurkan gula merah menggunakan blender dan menambahkan air seperlunya, lalu menggabungkan kedua hasil halusan.
4.  Memasak campuran tersebut hingga kadar airnya berkurang (kurang lebih 15 menit)
5.  Mendinginkan bahan campuran.
b.  Stocking
1.  Menyiapkan botol-botol selai yang telah berisi medium.
2.  Membiakkan selama 2 minggu, sehingga di peroleh generasi baru dengan cacah yang berlimpah.
c.  Penanaman (sexing)
1.  Membiakkan stocking yang telah berumur 2 minggu.
2.  Membius Drosophyla sp dengan menggunakan kapas yang telah ditambahkan eter atau klorofoam.
3.  Memisahkan Drosophyla jantan dan betina.











BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1    Data dan Hasil pengamatan
Berdasarkan hasil tabulasi data pada praktikum Kompetisi intraspesifik sebagai berikut :
              
    Gambar 1                                  Gambar 2













Gambar 3







Tabel1 perbedaan Drosophyla melanogaster Jantan dan betina
No
Lalat buah jantan
Lalat buah betina
1.
Ukuran tubuh lebih kecil
Ukuran tubuh lebih besar
2.
Memiliki abdomen dengan garis hitam yang berfusi pada ujungnya.
Memiliki abdomen garis hitam tebal
3.
Ujung abdomen membulat
Ujung abdomen lancip
4.
Memiliki sayap lebih pendek
Memiliki sayap lebih lebar
5.
Terdapat sex comb
Tidak memiliki sex comb

3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum kompetisi intraspesifik, objek Praktikum tidak berhasil karena disebabkan beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
1.  Suhu udara sangat berpengaruhi terhadap pertumbuhan perkembangan suatu mahluk hidup, jika suhu tinggi maka suatu organisme akan mati. Hal ini terjadi pada praktikum kompetisi intraspesifik karena AC dalam ruangan terus aktif.
2.  PH Medium dalam toples tinggi,akibat hasil metabolisme bakteri.
3.  Kurangnya kadar oksigen dalam toples, hal ini diakibatkan tidak adanya tempat atau lubang pertukaran oksigen pada penutup toples.
4.  Terjadi pembusukan Medium Oleh Bakteri sehingga mengubah gula pada medium menjadi alcohol (respirasi anaerob).
5.  Stress fisiologi pada bahan objek pengamatan,diakibatkan karena kurangnya kadar oksigen dalam medium praktikum.




BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
      Berdasarkan hasil pengamatan kami pada Praktikum Kompetisi intra spesifik dengan Mempelajari kompetisi secara langsung dengan analisis pengaruh kerapatan populasi pada lalat buah(Drosophyla sp). Tidak berhasil karena beberapa faktor yang menyebabkan yakni suhu udara, PH, Kadar oksigen, pembusukan medium dan stress fisiologi pada bahan pengamatan













DAFTAR PUSTAKA

Borror.triphelom.1992.Pengenalan Pengajaran Serangga. UGM Press. Yogyakarta.
Kastono. 2005.Biologi Hutan. Bumi Aksara.Jakarta
Noughton. 1990. Ekologi Umum Edisi Kedua.UGM Press. Yogyakarta.
Odum.E.P.1971.Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ketiga. UGM Press. Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar