Sabtu, 03 Desember 2016

laporan praktikum adaptasi fisiologi dan tingkah laku



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar belakang
Makhluk hidup dalam kehidupannya melakukan adaptasi untuk dapat bertahan hidup. adaptasi terjadi disebabkan adanya seleksi alam sehingga hewan dan makhluk hidup lainnya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Adaptasi yang dilakukan oleh hewan dapat berupa adaptasi fisiologis, morfologi, dan tingkah laku. Menurut para ahli bahwa dialam terjadi evolusi yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk mempertahankan kehidupannya(Darmawan, 2005)
Ethologi(dari bahasa Yunani:ethos, yang artinya "karakter" dan logos artinya ilmu)  jadi Ethologi menurut bahasa adalah suatu cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan. mechanisme beserta faktor-faktor penyebabnya. Meski sepanjang sejarah telah anyak naturalis yang mempelajari aneka aspek dari tingkah laku hewan, disiplin ilmu etologi modern umumnya    dianggap lahir disekitar tahun 1930an tatkala biology berkebangsaan Belanda Nikolaas Tinbergen dan Konrad Lorenz, biolog dari Austria, mulai merintisnya. Atas jerih payahnya, kedua peneliti ini kemudian di anugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran di tahun 1973(Odum,1971).


 dalam praktikum kali ini membahas tentang Adaptasi Fisiologi dan tingkah laku diharapkan dapat mengetahui salah satu contoh prilaku hewan yaitu cicak (Hemidactylus frenatus)  dalam bentuk adaptasi dan dapat mendesain teknik pengamatan prilaku hewan tersebut dengan menberikan stimulant yang berupa sentuhan hingga tekanan.Hewan memiliki tingkah laku yang terlihat dan saling berkaitan secara individual dan kolektif. Bentuk-bentuk adaptasi dibagi menjadi tiga yaitu adaptasi morfologi, tingkah laku dan fisiologis (Usmiyatun, 2015).
1.2   Tujuan
Tujuan praktikum Adaptasi Fisiologi dan Tingkah laku sebagai berikut :
a.  Menunjukkan contoh prilaku pada hewan percobaan.
b.  Mendesain teknik pengamatan prilaku hewan akibat suatu stimulan pada hewan percobaan.










BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan tempat
Praktikum Adaptasi Fisiologi dan Tingkah Laku berlangsung pada hari Jumat tanggal 28 oktober 2016. praktikum ini dimulai pada jam 08.20 WITA. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium dasar MIPA IAIN Kendari.
2.2 Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum Adaptasi Fisiologi dan Tingkah Laku tertuang dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1
No.
Nama alat
Kegunaan
1.
Alat tulis
Untuk menulis hasil pengamatan

Kamera
Untuk merekam tingkah laku pada hewan

Bahan yang digunakan pada praktikum Adaptasi Fisiologi dan Tingkah Laku sebagai berikut:
Tabel 2
No.
Nama bahan
kegunaan
1.
Cicak (Hemidactylus frenatus)
Sebagai bahan pengamatan

2.3 prosedur kerja
Berdasarkan praktikum Adaptasi Fisiologi dan Tingkah Laku pada kelompok 1 sebagai berikut :
a.  Memilih salah satu objek pengamatan yaitu antara cicak  (Hemidactylus frenatus) dan ikan (Pisces). pada kelompok kami yang digunakan adalah cicak(Hemidactylus frenatus).
b.  menberi rangsangan yang berupa stimulan yang berupa sentuhan hingga tekanan agar cicak menunjukkan tingkah laku.
c.  mengamati tingkah laku cicak (Hemidactylus frenatus) dan merekam dengan menggunakan kamera.
d.  menganalisis data yang diperoleh  dan melakukan studi referensi.


















BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Data pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan Praktikum Adaptasi Fisiologi dan Tingkah Laku pada hewan sebagai berikut :
Tabel 3
NO.
Perlakuan
Menit
Respon
Adaptasi
1
3
5
1.
diamkan
-


diam

2.
Sentuh

-

Melarikan diri dan bersebunyi
Stress fisiologis
3.
tekan


-
Melarikan diri
Memutuskan ekor

3.2 Pembahasan
      Berdasarkan tabel hasil pengamatan Praktikum Adaptasi Fisiologi Dan Tingkah Laku sebagai berikut:
Pada praktikum ini bahan yang digunakan  adalah cicak (Hemidactylus frenatus) dengan tujuan untuk mengetahui contoh tingkah laku hewan percobaan.  perlakuan pertama bahan percobaan yaitu didiamkan dan respon tetap diam. waktu responnya yaitu satu menit.

pada perlakuan kedua berupa menberikan stimulan sentuhan dan respon bahan percobaan berusaha melarikan diri dan bersembunyi, hal mengakibatkan hewan percobaan mengalami stress fisiologis. waktu yang butuhkan pada menmit ketiga.
pada perlakuan ketiga hewan percobaan mendapatkan stimulan berupa tekanan. respon yang dihasilkan melarikan diri dan berupaya memutuskan ekor. pada perlakuan ini hewan percobaan membutuhkan waktu yang sedikit lama untuk memutuskan ekornya(autotomi), sekitar menit ke lima.
Autotomi adalah suatu kemampuan untuk memutuskan bagian tubuhnya sendiri. Kemampuan alami ini dimiliki oleh cicak yang mampu memutuskan ekornya saat keadaan terancam seperti menghadapi pemangsa. Bentuk adaptasi perilaku ini dilakukan untuk menghindari pemangsa. Selain kemampuan itu, cicak memiliki telapak kaki yang bergurat-gurat sehingga memudahkannya berjalan di dinding meski terbalik (Kramadibrata,1996).








BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktikum Adaptasi Fisiologi dan Tingkah Laku maka dapat disimpulkan sebagai berikutm :
a.  Pada perlakuan kedua dan ketiga hewan percobaan mendapatkan stimulan berupa sentuhan dan  tekanan. respon yang dihasilkan bersembunyi,melarikan diri dan berupaya memutuskan ekor.
b.  Desain pengamatan tingkah laku kewan terdiri atas tiga yakni; didiamkan, disentuh dan diberi tekanan.













DAFTAR PUSTAKA
Amirullah.Aris.2016. Penuntun Praktikum Ekologi Hewan Edisi Pertama. IAIN Kendari.
Darmawan,Agus.2005.Ekologi hewan.Universitas Negeri Malang: Malang
Kramadibrata.H.1996.Ekologi Hewan.ITB Press. Bandung
Noughton. Ekologi Umum Edisi Kedua. UGM Press. Yogyakarta.
Odum,Eugene P.Fundamentals of Ecology. Saunder College Publishing
Usmiyatun,2015. Penuntun Praktikum Ekologi Hewan Edisi Pertama. IAIN Palangkaraya.

pola pembagian ninche pada serangga



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar belakang
 Relung menurut Resosoedarmo adalah profesi (status suatu organisme) dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu yang merupakan akibat adaptasi structural  dan fungsional serta prilaku spesifik organisme.Relung ekologi adalah status atau peran suatu mahluk hidup di dalam komunnitas atau ekosistem(Darmawan, 2005).
Relung ekologi tergantung pada adaptasi structural makhluk, respon fisiologis dan prilakunya. Relung ekologi bukanlah ruang fisik tetapi suatu abstraksi mencakup semua faktor-faktor fisik, kimia, fisiologis dan biotik yang diperlukan makhluk hidup. Dalam ekologi tidak adapernah ada dua jenis menempati relung ekologi. Suat spesies dapat menempati relung ekologi yang sama (Odum, 1971).
Niche (relung) ekologi mencakup ruang fisik yang di duduki organisme, peranan fungsionalnya di dalam masyarakatnya (misal: posisi trofik) serta posisinya dalam kondisi lingkungan tempat tinggalnya dan keadaan lain dari keberadaanya itu. Ketiga aspek relung ekologi itu dapat dikatakan sebagai relung atau ruangan habitat, relung trofik dan relung multidimensi atau hipervolume (Kramadibrata, 1996).


Relung ekologi suatu organisme tidak hanya tergantung pada dimana dia hidup tetapi juga apa yang dia perbuat (bagaimana dia merubah energi, bersikap atau berkelakuan, tanggap terhadap dan mengubah lingkungan fisik serta abiotiknya), dan bagaimana jenis lain menjadi kendala baginya. Hutchinson telah membedakan antara niche pokok (fundamental niche) dengan niche sesungguhnya (relized niche). Niche pokok di definisikan sebagai sekelompok kondisi-kondisi fisik yang memungkinkan populasi masih dapat hidup. Sedangkan niche sesungguhnya didefinisikan sebagai sekelompok kondisi-kondisi fisik yang di tempati oleh organisme-organisme tertentu secara bersamaan (Wirahkusumah, 2003).   
1.2 Tujuan
Adapun tujuan tentang Praktikum ini adalah untuk mengetahui Pola Pembagian Niche pada Serangga.











BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pola pembagian Niche pada serangga,ini berlangsung pada hari Jumat  tanggal 11 November 2016, pada jam 08.00-10.00 WITA. Praktikum ini dilaksanakan di Samping Auditorium Institut Agama Islam Negeri Kendari.
2.2 Alat dan Bahan
      Alat-alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum tentang pola pembagian Niche pada serangga sebagai berikut:
Tabel 1 alat yang digunakan
No.
Alat
Jumlah
1.
Jaring Serangga
1 Buah
2.
Alat tulis
1 buah

Tabel 2 bahan yang digunakan
No.
Bahan
1.
Kertas label
2.
Kantong plastik
3.
Karet gelang
4.
Tabel pengamatan
5.
Literatur pengamatan





2.3 Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja di dalam praktikum pola pembagian Niche pada serangga adalah:
a.  Menetapkan 2 jenis tumbuhan bunga yang sedang berbunga sebanyak 2 pohon yang berbeda.
b.  Mengambil sampel tiap-tiap jenis serangga yang ditemukan, kemudian memasukkan ke dalam kantong plastic dan memberi label sesuai dengan tempat pengambilan sampel.
c.  Pengambilan sampel dilakukan untuk memudahkan mengidentifikasi jenis serangga.
d.  Memasukkan data pengamatan ke dalam tabulasi data.











BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1    Data dan Hasil pengamatan
Berdasarkan hasil tabulasi data pada praktikum pola pembagian Niche pada serangga sebagai berikut :
                
    Gambar1 Ixora paludosa           Gambar2 Tulnera ulmifori L






Gambar3 lebah                           Gambar4 semut

      





Gambar5 Laba -laba


3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pola pembagian Niche pada serangga sebagai berikut:
Pada pengamatan relung pada tunbuhan Ixora paludosa terdapat  laba-laba, semut rangrang dan semut hitam, dimana tiap-tiap serangga tersebut memiliki relung masing- masing.Misalnya laba-laba terdapat pada bagian atas daun, semut rangrang terdapat pada seluruh bagian tumbuhan sedangkan semut hitam terdapat pada akar Ixora paludosa.Pada pengamatan  relung Tulnera ulmiforia L  terlihat lebah di sekitar bunga.
Berdasarkan pengamatan klasifikasi serangga sebagai berikut:
Tabel3 klasifikasi serangga
Kingdom
Laba.-laba
Semut R
Semut Hitam
Lebah
Animalia
Animalia
Animalia
Animalia
Animalia
Filum
Artrophoda
Artrophoda
Artrophoda
Artrophoda
Kelas
Arachaida
Insecta
Insecta
Insecta
Ordo
Aranae
Hymenoptera
Hymenoptera
Hymenoptera
Family

Formienae
Formienae
Apidae
Genus

Oecephylla
Oecephylla
Apis
Spesies

Oecephylla sp
Oecephylla sp
Apis sp.




BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
     Berdasarkan hasil pengamatan pola pembagian Niche pada serangga sebagai berikut:
Pada pengamatan relung pada tunbuhan Ixora paludosa terdapat  laba-laba, semut rangrang dan semut hitam, dimana tiap-tiap serangga tersebut memiliki relung masing- masing.Misalnya laba-laba terdapat pada bagian atas daun, semut rangrang terdapat pada seluruh bagian tumbuhan sedangkan semut hitam terdapat pada akar Ixora paludosa.Pada pengamatan  relung Tulnera ulmiforia L  terlihat lebah di sekitar bunga.










DAFTAR PUSTAKA

Darmawan,Agus.2005.Ekologi Hewan.Universitas Negeri Malang.Malang
Kramadibrata.H.1996.Ekologi Hewan. ITB Press. Bandung
Odum.E.P.1971.Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ketiga. UGM Press. Yogyakarta
Wirakusumah.Sambas.2003.Dasar-Dasar Ekologi. UI Press. Jakarta